Sejarah Desa Ujung Salang 

Awal mulanya ada desa Ujung Salang adalah ketika beberapa keluarga mendirikan sebuah pembukaan Perkampungan ditengah Pinggiran Pantai Barat Kecamatan Salang dan pada saat itu juga bersamaan dengan diawalinya pembukaan lahan perkampungan tersebut mereka digemparkan dengan datang nya penjajah yaitu penjajah belandah keperkampungan tersebut.

Sedangkan nama desa Ujung Salang merupakan nama dari sebuah Perkampungan paling Ujung Dikecamatan salang, dari Itulah Kampung Ujung salang Dinamai Menjadi Desa ujung Salang dan pada saat pembukaan perkampungan itu di ketuai seseorang yang dianggap masyarakat sebagai kepala suku yang bernama K.H RUDIN kejadian ini terjadi pada tahun 1937 .

Seiring penjajah terus mengembangkan perluasan daerah mengembangkan hasil rempah-rempah, jumlah pendudukpun ternyata semakin bertamba Masyarakat terus mengembangkan potensi-potensi yang bisa merubah kehidupan kearah yang lebih baik terutama mereka mendirikan surau(meunasa) untuk mengembangkan si-ar islam ke anak-anak mereka kemudian dibidang pertanian,peternakan kerbau dan perkebunan serta pendidikan walaupun sifatnya sembunyi-sembunyi

keberhasilan pertanian pun pada saat itu dianggap sangat menjanjikan terutama dibidang pertanian Padi dan sampai saat ini kawasan Ujung Salang tersebut masih dikenal dengan penghasil panen Padi terbanyak dikecamatan salang.

Pada Tahun 1942 barulah Ujung ini berubah menjadi perkampungan dengan nama desa Ujung Salang yang pada awalnya terdiri dari 2 dusun yaitu:

1. Sebelah Barat Dusun Detimon(Sekarang Ujung Salang)
2. Sebelah timur Dusun Dengko Dan Dusun Dilla

Kemudian pada tahun 2002 dusun sebelah Timur yaitu dusun Dengko  memekarkan diri menjadi Desa Along dan dusun Dilla Dimekarkan juga menjadi desa Panton Lawe dikarenakan jumlah penduduk yang pada sat itu sudah memadai untuk dijadikan Desa baru.

Pada Tahun 2004 sebahagian  penduduk mengungsi ke desa lain karena di desa Ujung Salang khususnya Simeulue dan umum nya di Aceh terjadi gempa dan tsunami mengakibatkan kehancuran tempat tinggal atau rumah penduduk, dan pada tahun 2007 masyarakat yang pindah sementara sudah kembali kedesa setelah Masyarakat ataupun penduduk memiliki rumah yang dibangun pemerintah dan NGO untuk dihuni selamanya dan saat ini masyarakat sedang menatah kembali Desa setelah porak-poranda akibat terjangan gempa dan tsunami yang ditingkalkan oleh sebahagian masyarakat hampir 3 tahun lamanya.